Bagaimana Kondisi Dolar AS Usai Trump Serang Situs Nuklir Iran? tahuberita.com – Setelah Presiden Donald Trump memerintahkan serangan udara yang menargetkan situs nuklir Iran termasuk fasilitas di Fordow, Natanz, dan Isfahan pada akhir pekan lalu pasar mata uang menunjukkan respons hangat terhadap ketegangan geopolitik. Dolar AS (USD) menguat, menandakan pergeseran investor dari aset berisiko ke safe-haven internasional, meski tidak menimbulkan gejolak pasar yang ekstrem.
1. Dolar Menguat, Emas & Mata Uang Regional Tertahan
- Indeks Dolar AS melonjak sekitar 0,3–0,6%, mencerminkan permintaan tinggi atas USD sebagai aset pelindung nilai.
- Emas justru melemah hanya turun sekitar 0,4% karena posisi dolar yang menguat menurunkan daya tarik logam mulia .
- Mata uang seperti euro, yen, dan dolar Australia melemah terhadap USD, sementara kanada dan peso Meksikorelatif stabil.
2. Analisis dari Strategi & Ekonom
- Analis FX dari Scotiabank menyebut kenaikan USD sebagai efek dari gejolak geopolitik dan ekspektasi kenaikan minyak, namun reaksi pasar keseluruhan masih terbilang “subdued” (terkendali) .
- Fed’s Bowman sempat memberikan sinyal dovish, memicu volatilitas di pasar dolar jangka pendek meski secara umum tren safe-haven tetap dominan.
3. Reaksi Pasar & Investor
- Pelaku pasar menunjukkan euforia terhadap kekuatan dolar, mengalihkan modal dari saham dan obligasi ke aset aman. US Treasury bonds dan dolar menjadi alat lindung nilai dominan .
- Minyak mentah sempat menyentuh level tertinggi dalam lima bulan, tapi segera terkoreksi saat investor yakin bahwa produksi global masih cukup trimsuply .
- Secara keseluruhan, meski ketegangan meningkat, ketahanan pasar terlihat dari rebound saham, nilai minyak stabil, dan pasar mata uang yang relatif tenang .
4. Faktor Fundamental Lainnya
- Inflasi tinggi dan kondisi pasar tenaga kerja AS yang ketat menegaskan ekspektasi bahwa The Fed akan tetap menguatkan suku bunga atau setidaknya menunda penurunan suku .
- Menurut FXStreet, kenaikan dolar kemungkinan hanya sementara, karena isu geopolitik bisa mereda tanpa eskalasi baru yang signifikan.
5. Prospek dan Risiko Ke Depan
- Jika tekanan di Timur Tengah mereda, dolar diperkirakan akan terkoreksi kembali karena ketahanan ekonomi AS perlahan kembali menjadi fokus utama.
- Namun jika Iran membalas, terutama melalui penutupan Selat Hormuz, harga minyak bisa meroket yang kemudian memberi dorongan baru pada daya tarik safe-haven USD .
- Indikator seperti suku bunga acuan AS, pidato Fed, dan data inflasi akan tetap menjadi pemicu utama arah dolar jangka menengah.
Setelah serangan Trump ke situs nuklir Iran, dolar AS menguat terhadap sebagian besar mata uang global, mencerminkan sentimen safe-haven yang sedang berlangsung. Namun ketahanan pasar yang ditandai oleh minyak stabil dan rebound saham menunjukkan bahwa dampak geopolitik tak sepenuhnya memicu krisis. Untuk beberapa waktu ke depan, USD akan tetap unggul namun investor juga akan memantau perkembangan di Timur Tengah dan kebijakan The Fed yang bisa mengubah arah pasar.