May 24, 2025

Aura cinta

 

Viral Wanita Berdebat dengan Dedi Mulyadi, Ternyata Bagian dari Iklan Pinjol, tahuberita.com – Media sosial kembali dihebohkan dengan video viral yang menampilkan perdebatan sengit antara seorang wanita dan Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi. Dalam video berdurasi sekitar dua menit itu, sang wanita tampak marah-marah, mempertanyakan kebijakan pemerintah daerah, sementara Dedi menanggapinya dengan tenang namun tegas. Banyak netizen menyangka itu adalah kejadian nyata yang terjadi saat kunjungan kerja atau forum publik.

Namun setelah ditelusuri lebih lanjut, video tersebut ternyata bukan dokumentasi peristiwa nyata. Pihak Pemerintah Provinsi Jawa Barat menyatakan bahwa video itu adalah bagian dari konten iklan terselubung dari sebuah platform pinjaman online atau pinjol yang baru meluncurkan layanan di wilayah Jawa Barat.

 

Kronologi Video Viral

Video yang pertama kali beredar di TikTok dan Instagram pada akhir April 2025 itu memperlihatkan seorang wanita berambut panjang yang terlihat emosional saat menginterupsi Dedi Mulyadi dalam suatu acara publik. Ia mempertanyakan sulitnya hidup, tingginya harga bahan pokok, dan kurangnya dukungan finansial bagi masyarakat kecil. Dedi Mulyadi menanggapinya dengan gaya khasnya yang tenang, meminta sang wanita untuk duduk dan mendengarkan penjelasan.

Video itu dengan cepat menyebar di berbagai platform, memicu berbagai reaksi. Banyak yang memuji ketenangan Dedi, namun tak sedikit pula yang mengira bahwa wanita tersebut adalah warga sungguhan yang kecewa terhadap kinerja pemerintah.

Ini bukti rakyat sudah frustrasi, sampai berani marahi gubernur di depan umum,” tulis salah satu komentar di Facebook.

Namun, kecurigaan mulai muncul setelah video versi utuhnya diunggah di kanal YouTube resmi sebuah brand pinjaman online. Dalam versi lengkap berdurasi 4 menit, setelah perdebatan usai, sang wanita tiba-tiba mempromosikan sebuah aplikasi pinjaman online sebagai solusi keuangan masyarakat kecil.

Klarifikasi dari Pihak Pemprov dan Tim Dedi Mulyadi

Menanggapi kebingungan publik, pihak Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan tim komunikasi Gubernur segera memberikan klarifikasi. Dalam siaran pers yang diterbitkan pada 29 April 2025, dijelaskan bahwa video tersebut adalah hasil kerja sama komersial antara tim kreatif Dedi Mulyadi dengan pihak swasta, dengan tujuan edukasi keuangan.

Video itu memang bagian dari kampanye promosi, namun tetap mengusung nilai edukasi. Pak Dedi tidak sedang diserang warga sungguhan, dan proses pembuatan kontennya dilakukan secara profesional dengan naskah dan aktor,” tulis pernyataan resmi tim Humas Gubernur.

Lebih lanjut, disebutkan bahwa Dedi Mulyadi memang mendukung kampanye edukasi keuangan yang bertujuan memperkenalkan akses legal dan aman terhadap layanan keuangan digital. Namun ia menegaskan bahwa keterlibatan dirinya dalam konten tersebut tidak berarti memberikan restu kepada semua layanan pinjol, apalagi yang ilegal.

 

Respons Publik Beragam

Setelah fakta sebenarnya terungkap, respons publik pun terbagi dua. Sebagian merasa lega karena kejadian itu ternyata hanya akting, sementara lainnya kecewa karena merasa “tertipu” dengan video yang dikemas seperti kejadian nyata.

Saya kira itu real, ternyata iklan. Tapi jujur, bagus sih pengemasan pesannya. Bikin orang penasaran dulu,” ujar Aris Nugraha, seorang netizen di X (Twitter).

Namun, tak sedikit pula yang mengkritik cara penyampaian iklan tersebut karena dianggap menyesatkan dan berpotensi mencoreng kredibilitas pejabat publik.

Jangan samakan promosi dengan drama yang menimbulkan opini publik palsu. Gubernur adalah tokoh publik, bukan aktor,” tulis komentar seorang pengguna Instagram.

 

Pakar Komunikasi: Strategi Soft Marketing, Tapi Perlu Etika

Pakar komunikasi politik dari Universitas Padjadjaran, Dr. Erna Puspita, menyatakan bahwa teknik pemasaran seperti ini merupakan bentuk soft marketing atau pemasaran tidak langsung, yang memang efektif di era digital. Namun, etika dalam penyampaian tetap perlu diperhatikan.

Ketika tokoh publik terlibat, publik mudah mengira itu kejadian sungguhan. Maka perlu disclaimer atau penjelasan di akhir video agar tidak menimbulkan misinformasi,” ujar Erna.

Ia juga menambahkan bahwa fenomena ini menunjukkan betapa kaburnya batas antara informasi dan promosi di media sosial saat ini, sehingga literasi digital masyarakat menjadi kunci untuk tidak mudah terprovokasi oleh konten viral.

 

Pinjol dalam Sorotan: Legal atau Ilegal?

Konten viral ini juga membuka kembali diskusi soal layanan pinjaman online. Dalam beberapa tahun terakhir, marak keluhan tentang praktik pinjol ilegal yang menjerat masyarakat dengan bunga tinggi dan teror penagihan. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terus mengingatkan masyarakat untuk hanya menggunakan layanan pinjaman dari platform yang terdaftar resmi.

Melalui kolaborasi seperti ini, Dedi Mulyadi dikabarkan ingin mendorong masyarakat agar lebih mengenal pinjaman digital yang aman dan legal. Namun tentu saja, pemilihan cara promosi akan terus menjadi perdebatan tersendiri.

 

Kesimpulan

Video viral wanita berdebat dengan Dedi Mulyadi ternyata hanyalah konten iklan dari layanan pinjaman online. Meski kreatif dan berhasil menarik perhatian publik, konten ini juga menyisakan pertanyaan soal etika dan transparansi dalam menyampaikan pesan promosi melalui media digital.

Kejadian ini menjadi pengingat bahwa di era viral dan algoritma, publik harus semakin cerdas memilah antara konten hiburan, informasi, dan iklan. Sementara itu, tokoh publik dan brand juga diimbau untuk lebih berhati-hati agar tidak menimbulkan kesalahpahaman di tengah masyarakat.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *