May 24, 2025

Dedi Mulyadi

 

Program Edukatif Kedisiplinan Ini Solusi Dedi Mulyadi Atasi Kenakalan Remaja di JaBar, tahuberita.com – Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi kembali mencuri perhatian publik dengan langkah kontroversial namun inovatif. Dalam upaya menekan angka kenakalan remaja yang meningkat dalam beberapa tahun terakhir, ia menggagas program baru yang akan mengirim anak-anak bermasalah ke barak militer untuk mendapatkan pembinaan karakter dan pelatihan disiplin.

Program ini, yang sementara diberi nama “Pendidikan Karakter di Barak”, dirancang sebagai alternatif edukatif yang mengombinasikan pendekatan psikologis, kedisiplinan militer, dan kegiatan sosial. Menurut Dedi, kenakalan remaja di Jawa Barat tidak bisa hanya diselesaikan dengan pendekatan hukum atau teguran semata.

 

Lonjakan Kasus Kenakalan Remaja

Selama dua tahun terakhir, Pemerintah Provinsi Jawa Barat mencatat peningkatan signifikan dalam kasus kenakalan remaja, seperti perkelahian antarpelajar, balapan liar, hingga kasus kekerasan jalanan. Data dari Dinas Sosial dan Satpol PP menunjukkan bahwa sebagian besar pelaku adalah anak usia 13–17 tahun, dengan latar belakang keluarga yang beragam.

Kalau kita hanya hukum atau pulangkan ke orang tuanya, tidak menyelesaikan akar masalah. Anak-anak ini butuh pembinaan karakter, rasa tanggung jawab, dan disiplin hidup. Itulah yang akan mereka dapatkan di barak militer,” tegas Dedi dalam konferensi pers di Gedung Sate, Bandung (29/4/2025).

 

Program “Pendidikan Karakter di Barak”

Program ini akan dijalankan bekerja sama dengan TNI dan tokoh-tokoh pendidikan, di mana anak-anak yang tercatat melakukan pelanggaran atau kenakalan akan mengikuti masa pelatihan selama 1–3 bulan di barak militer yang sudah disiapkan di beberapa wilayah, seperti Lembang, Cimahi, dan Garut.

Kegiatan yang akan dijalankan meliputi:

  • Pelatihan kedisiplinan dasar (bangun pagi, latihan fisik, kebersihan)
  • Edukasi wawasan kebangsaan dan nilai moral
  • Konseling psikologis dan motivasi
  • Kegiatan sosial, seperti kerja bakti dan pengabdian ke masyarakat
  • Pembinaan spiritual sesuai kepercayaan masing-masing

Dedi menegaskan bahwa program ini bukan hukuman, melainkan pendidikan. Anak-anak akan tetap diperlakukan secara manusiawi dan dibimbing oleh instruktur serta psikolog profesional.

 

Mekanisme Seleksi dan Pemantauan

Tidak semua anak nakal akan langsung dikirim ke barak. Pemprov Jabar akan bekerja sama dengan sekolah, kepolisian, dan pihak keluarga untuk menyeleksi peserta program ini. Anak yang masuk kategori ringan atau pertama kali melakukan pelanggaran akan lebih dahulu mendapatkan pembinaan di sekolah dan keluarga.

Namun bagi yang berulang kali melakukan pelanggaran, menunjukkan sikap agresif, atau terlibat dalam geng remaja, akan masuk dalam daftar prioritas pembinaan intensif di barak.

Untuk memastikan transparansi, orang tua tetap dilibatkan dan diperbolehkan mengunjungi anak mereka selama masa pembinaan. Setelah menyelesaikan program, anak-anak akan dipantau perkembangan psikologis dan akademiknya oleh tim gabungan dari Dinas Pendidikan dan Dinas Sosial.

 

Respons Masyarakat dan Pengamat

Program ini menuai beragam respons dari masyarakat. Sebagian besar orang tua mendukung langkah ini karena merasa kewalahan menghadapi perubahan perilaku anak-anak mereka.

Kalau bisa membentuk anak saya jadi lebih disiplin dan menghormati orang tua, saya sangat setuju. Daripada mereka terus main di jalan dan terlibat geng motor,” kata Euis Kartini, seorang ibu asal Subang.

Namun tidak sedikit pula yang mengkhawatirkan pendekatan militer bisa menimbulkan trauma atau tidak sesuai dengan hak anak.

Menanggapi itu, pengamat pendidikan dari Universitas Pendidikan Indonesia, Dr. Rafi Maulana, menilai program ini bisa efektif jika dijalankan dengan prinsip pembinaan, bukan paksaan.

Selama tidak ada kekerasan fisik dan prosesnya melibatkan konselor profesional, ini bisa menjadi solusi jangka panjang membentuk karakter anak-anak muda,” jelasnya.

 

Kolaborasi dengan TNI dan Lembaga Pendidikan

TNI menyambut positif inisiatif ini. Pihak Kodam III/Siliwangi menyatakan kesiapannya untuk mendukung program melalui pelatihan karakter dan penguatan mental.

Kami sudah terbiasa melatih anak muda dalam program bela negara. Prinsipnya bukan menakut-nakuti, tapi membentuk kedisiplinan dan jiwa korsa. Itu yang dibutuhkan remaja saat ini,” ujar Letkol Inf Deden Sutisna, perwakilan Kodam.

Sementara itu, beberapa sekolah dan pesantren di Jawa Barat juga menyatakan minat untuk terlibat dalam proses reintegrasi anak-anak yang telah menyelesaikan pelatihan.

 

Evaluasi dan Perluasan Program

Dedi Mulyadi menyatakan bahwa program ini akan dievaluasi setiap tiga bulan. Jika hasilnya menunjukkan penurunan tingkat kenakalan remaja dan peningkatan perilaku positif, maka program akan diperluas ke kabupaten/kota lainnya.

Saya tidak ingin hanya populer di media. Yang saya inginkan, anak-anak Jawa Barat punya masa depan yang lebih baik, bukan masuk penjara, tapi jadi pemimpin,” ujar Dedi.

 

Kesimpulan

Program “Pendidikan Karakter di Barak” menjadi salah satu terobosan paling berani dari Gubernur Dedi Mulyadi dalam menanggulangi kenakalan remaja. Dengan mengedepankan disiplin, moral, dan pendidikan karakter dalam balutan pendekatan militer yang manusiawi, program ini berpotensi menjadi model baru pembinaan anak bermasalah di Indonesia.

Meski menuai pro dan kontra, langkah ini menunjukkan komitmen kuat Pemerintah Provinsi Jawa Barat dalam membentuk generasi muda yang bertanggung jawab, mandiri, dan bermoral. Apakah model ini akan berhasil? Waktu dan konsistensi pelaksanaan akan menjawabnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *