May 24, 2025

Dedi Mulyadi

 

Benarkah Kinerja Dedi Mulyadi Lebih Unggul dari Gubernur Sebelumnya? Ini Faktanya, tahuberita.com – Sejak resmi menjabat sebagai Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi menjadi salah satu kepala daerah yang paling menarik perhatian publik. Karismanya yang kuat, gaya blusukan yang merakyat, serta keberpihakannya pada kearifan lokal menjadikan dia tokoh yang berbeda dari pemimpin sebelumnya. Namun, muncul pertanyaan penting, apakah kinerjanya benar-benar lebih unggul dari gubernur sebelumnya?

Artikel ini akan mengulas secara objektif capaian Dedi Mulyadi dibandingkan dengan pendahulunya dari berbagai aspek seperti infrastruktur, ekonomi, pendidikan, kesehatan, hingga reformasi birokrasi.

 

1. Infrastruktur: Keberlanjutan dan Inovasi

Salah satu program prioritas Dedi Mulyadi sejak awal masa jabatan adalah pembangunan dan pemerataan infrastruktur, khususnya di wilayah perdesaan. Ia melanjutkan beberapa proyek strategis pendahulunya, seperti pembangunan jalan provinsi dan revitalisasi kawasan wisata, namun dengan pendekatan yang lebih berbasis pada potensi lokal.

Perbandingan:
Pendahulunya dikenal dengan program “Jabar Juara” yang fokus pada infrastruktur perkotaan dan kawasan industri. Sementara Dedi lebih menekankan pembangunan berbasis desa dan aksesibilitas antarwilayah, termasuk program “Jabar Nyambung”, yang mempercepat pembangunan jalan penghubung antar-kecamatan dan desa.

Penilaian: Kinerja Dedi dianggap unggul dalam memperluas cakupan pembangunan infrastruktur ke wilayah yang sebelumnya kurang tersentuh.

 

2. Ekonomi Daerah: UMKM dan Ekonomi Kerakyatan

Di bidang ekonomi, Dedi Mulyadi menggagas program “Ekonomi Gotong Royong” yang memberikan akses permodalan dan pendampingan kepada pelaku UMKM berbasis komunitas. Ia juga mendorong pasar rakyat digital, memanfaatkan platform online untuk distribusi produk lokal.

Perbandingan:
Gubernur sebelumnya fokus pada industrialisasi dan investasi asing, terutama di kawasan Rebana. Meskipun berhasil menarik investor, dampak langsung terhadap ekonomi rumah tangga kecil tidak terasa secara merata.

Penilaian: Kinerja Dedi dinilai unggul dari sisi pemerataan ekonomi dan keberpihakan terhadap pelaku usaha kecil dan menengah.

 

3. Pendidikan: Sekolah Budaya dan Digitalisasi

Salah satu gebrakan Dedi adalah peluncuran Sekolah Budaya, yang mengintegrasikan pendidikan formal dengan pelestarian nilai-nilai lokal seperti seni, bahasa daerah, dan kearifan lingkungan. Ia juga mempercepat digitalisasi sekolah-sekolah di pedesaan.

Perbandingan:
Program pendidikan sebelumnya lebih menekankan pada digitalisasi pendidikan dan beasiswa prestasi. Kelemahannya, banyak sekolah di daerah pelosok belum memiliki infrastruktur pendukung.

Penilaian: Pendekatan Dedi dianggap lebih inklusif dan menyentuh akar permasalahan, meskipun implementasi teknologi masih dalam proses bertahap.

 

4. Kesehatan dan Sosial: Akses Pelayanan dan Gerakan Kebersihan

Di sektor kesehatan, Dedi Mulyadi memperluas program layanan kesehatan keliling dan membangun Posyandu Digital. Ia juga aktif mendorong kampanye sanitasi dan pengelolaan sampah berbasis komunitas, termasuk program “Kampung Resik, Rakyat Sehat”.

Perbandingan:
Pendahulunya menekankan pengembangan rumah sakit regional dan layanan BPJS Daerah, namun belum menyentuh aspek preventif secara maksimal.

Penilaian: Kinerja Dedi mendapat apresiasi karena lebih menyasar aspek pencegahan dan edukasi masyarakat, terutama di wilayah terpencil.

 

5. Reformasi Birokrasi: Transparansi dan Akses Publik

Dedi Mulyadi dikenal vokal dalam mengkritik birokrasi yang lamban dan tidak responsif. Ia meluncurkan aplikasi “Ngadu ka Gub”, tempat warga bisa menyampaikan keluhan secara langsung. Ia juga menerapkan sistem evaluasi publik terhadap ASN berdasarkan kepuasan layanan.

Perbandingan:
Gubernur sebelumnya mengembangkan sistem digitalisasi administrasi, namun masih terdapat kesenjangan implementasi antara pusat dan daerah.

Penilaian: Dedi dianggap membawa penyegaran dalam reformasi birokrasi dan membangun hubungan yang lebih transparan dengan masyarakat.

 

6. Respon Publik dan Elektabilitas

Berdasarkan survei terakhir yang dilakukan oleh Litbang Kompas pada Maret 2025, tingkat kepuasan terhadap kinerja Dedi Mulyadi mencapai 74%, lebih tinggi dibandingkan tingkat kepuasan terhadap gubernur sebelumnya pada periode yang sama masa jabatan (sekitar 62%).

Antusiasme masyarakat juga terlihat di media sosial, di mana berbagai video blusukan dan interaksi langsung Dedi bersama warga viral dan mendapat banyak dukungan.

 

Kesimpulan: Lebih Unggul dalam Akar Rumput

Secara umum, Dedi Mulyadi menunjukkan kinerja yang dinilai lebih unggul dalam hal pemerataan pembangunan, penguatan ekonomi kerakyatan, dan pendekatan humanis. Ia membawa nuansa baru dalam kepemimpinan Jawa Barat yang lebih dekat dengan masyarakat bawah, tanpa meninggalkan aspek modernisasi.

Meski demikian, tantangan ke depan masih besar. Efektivitas program-program unggulan Dedi akan lebih terukur setelah melewati pertengahan masa jabatan dan melalui evaluasi berbasis data konkret.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *