May 24, 2025

Taman Safari Indonesia

 

Sejarah Taman Safari Indonesia Puncak Bogor, tahuberita.com – Jika menyebut destinasi wisata keluarga paling ikonik di Jawa Barat, nama Taman Safari Indonesia (TSI) Cisarua, Puncak Bogor pasti menjadi salah satu yang terlintas pertama. Dikenal sebagai rumah bagi ribuan satwa dari berbagai benua, Taman Safari bukan hanya menjadi tempat hiburan, tetapi juga lembaga konservasi dan edukasi yang berperan penting dalam pelestarian satwa langka di Indonesia.

Namun, tak banyak yang tahu bahwa Taman Safari dulunya adalah lahan perkebunan teh yang kemudian disulap menjadi kawasan konservasi berkelas internasional. Perjalanan panjang dari awal berdirinya hingga menjadi salah satu taman satwa terbesar di Asia Tenggara menyimpan cerita menarik yang layak untuk dikupas.

 

Awal Mula dan Gagasan Pendirian (1980-an)

Sejarah Taman Safari Indonesia bermula pada awal tahun 1980-an. Saat itu, kawasan Cisarua, Puncak, merupakan daerah yang dikenal dengan hamparan perkebunan teh serta vila-vila milik warga Jakarta. Gagasan untuk mendirikan taman satwa yang ramah lingkungan muncul dari sekelompok pecinta alam dan pemerhati satwa yang melihat pentingnya konservasi dalam skala besar.

Didukung oleh pemerintah dan pihak swasta, ide tersebut diwujudkan dengan menyulap sebagian area Perkebunan Gunung Mas menjadi kawasan wisata satwa. Proyek pembangunan dimulai pada tahun 1980 dan terus dikembangkan secara bertahap.

 

Resmi Diresmikan Tahun 1986

Taman Safari Indonesia resmi dibuka untuk umum pada tahun 1986, di bawah naungan PT Taman Safari Indonesia. Kawasan ini awalnya dibangun di atas lahan seluas sekitar 50 hektare, namun kini telah berkembang menjadi lebih dari 168 hektare.

Konsep yang diusung saat itu terbilang inovatif untuk ukuran Indonesia pengunjung bisa melihat hewan dari dekat langsung di habitat buatan, tanpa kandang besi, hanya dari dalam kendaraan. Inilah yang membedakan Taman Safari dengan kebun binatang konvensional.

Seiring waktu, TSI Puncak berkembang menjadi lebih dari sekadar tempat rekreasi. Tempat ini juga menjadi pusat edukasi, penelitian, dan pelestarian satwa liar.

 

Peran Penting dalam Konservasi Satwa Langka

Sejak awal, Taman Safari Indonesia memposisikan diri sebagai lembaga konservasi. Saat ini, TSI telah menjadi rumah bagi lebih dari 2.500 ekor satwa, termasuk satwa langka seperti harimau sumatra, orangutan, gajah asia, burung jalak bali, dan panda raksasa asal Tiongkok.

TSI juga aktif dalam program breeding (pengembangbiakan satwa) untuk spesies yang terancam punah, serta bekerja sama dengan berbagai lembaga konservasi internasional seperti WAZA (World Association of Zoos and Aquariums) dan SEAZA (South East Asian Zoos Association).

Prestasi besar diraih pada tahun 2017 ketika Taman Safari Indonesia menjadi satu-satunya lembaga di Indonesia yang berhasil menghadirkan sepasang panda raksasa langsung dari China, yang kemudian diberi nama Cai Tao dan Hu Chun. Kehadiran panda ini menjadi simbol kepercayaan internasional terhadap komitmen TSI dalam konservasi.

 

Transformasi Menjadi Wisata Edukasi Modern

Selain fokus konservasi, Taman Safari juga berkembang menjadi destinasi wisata edukatif. Berbagai atraksi dan wahana disediakan untuk memberikan pengalaman belajar yang menyenangkan bagi keluarga dan pelajar.

Beberapa fasilitas edukatif yang ditawarkan antara lain:

  • Safari Journey: petualangan menyaksikan satwa dari dalam mobil.
  • Baby Zoo: area interaksi dengan satwa muda.
  • Animal Show: pertunjukan edukatif satwa terlatih.: aktivitas outdoor ramah anak.
  • Night Safari: pengalaman melihat aktivitas malam satwa.

Selain itu, TSI juga aktif dalam program CSR, seperti pendidikan lingkungan untuk sekolah-sekolah dan pelatihan konservasi bagi mahasiswa.

 

Perkembangan Infrastruktur dan Ekowisata

Untuk menunjang kebutuhan wisatawan, Taman Safari juga mengembangkan berbagai fasilitas penunjang seperti hotel, glamping, dan restoran tematik. Salah satunya adalah Safari Lodge dan Baobab Safari Resort, yang menawarkan pengalaman menginap di tengah alam sambil dikelilingi satwa.

Kawasan ini juga menjadi pelopor konsep ekowisata di Indonesia—memadukan pelestarian alam dengan pariwisata berkelanjutan. Area hijau dan hutan di sekitar taman tetap dijaga agar tidak mengganggu ekosistem asli pegunungan Puncak.

 

Pengakuan Nasional dan Internasional

Berbagai penghargaan telah diraih Taman Safari Indonesia, baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Beberapa di antaranya:

  • Indonesia Leading Theme Park oleh Indonesia Travel & Tourism Award (ITTA)
  • Green Tourism Award dari Kementerian Pariwisata
  • Best Conservation Institution oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan

TSI juga menjadi tujuan studi banding bagi kebun binatang lain di Asia Tenggara, serta sering menjadi tuan rumah konferensi konservasi tingkat internasional.

 

Kesimpulan

Taman Safari Indonesia di Puncak Bogor bukan sekadar tempat wisata. Ia adalah representasi dari mimpi panjang akan pelestarian alam yang diwujudkan melalui pendekatan wisata edukatif dan konservatif. Dari lahan perkebunan teh menjadi taman konservasi satwa berkelas dunia, perjalanan TSI adalah bukti nyata bahwa konservasi bisa berjalan beriringan dengan pariwisata.

Kini, di usia hampir empat dekade, Taman Safari Indonesia tetap menjadi destinasi utama keluarga Indonesia untuk berlibur, belajar, dan peduli pada satwa serta alam.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *