Iran Rayakan Kemenangan Usai Perang Lawan Israel, tahuberita.com – Suasana penuh euforia menyelimuti jalan-jalan utama di Teheran dan sejumlah kota besar di Iran. Ribuan warga turun ke jalan membawa bendera nasional, menyalakan kembang api, dan meneriakkan slogan kemenangan setelah pemerintah Iran secara resmi mengumumkan kemenangan strategis dalam konflik bersenjata melawan Israel.
Perayaan ini terjadi setelah rangkaian eskalasi militer yang berlangsung selama beberapa pekan terakhir mereda, dengan Iran mengklaim berhasil mempertahankan integritas wilayahnya sekaligus “membalas dengan efektif” serangan udara Israel.
Kronologi Singkat Perang Iran–Israel
Konflik antara Iran dan Israel memuncak pada awal Mei 2025, menyusul serangan udara Israel ke fasilitas militer Iranyang diduga terkait program nuklir. Iran menanggapi dengan peluncuran rudal balistik dan drone tempur ke sejumlah lokasi strategis di Israel, yang memicu perang terbuka selama hampir dua minggu.
Meskipun tidak ada deklarasi perang resmi dari kedua negara, pertempuran ini menelan korban jiwa, kerusakan infrastruktur, serta mengganggu stabilitas keamanan kawasan Timur Tengah.
Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, dalam pidato nasional menyebut bahwa Iran telah “memenangkan pertarungan atas dominasi dan agresi” serta menyampaikan pujian kepada Pasukan Garda Revolusi Iran (IRGC) dan rakyat yang bersatu menghadapi serangan eksternal.
“Hari ini bukan hanya kemenangan militer, tapi kemenangan atas dominasi asing yang mencoba menguasai kawasan kami,” tegas Khamenei dalam pidatonya yang disiarkan televisi nasional.
Kemenangan ini juga diklaim sebagai hasil dari persatuan antara rakyat dan militer, serta kecanggihan sistem pertahanan Iran dalam menangkal serangan Israel dan sekutunya.
Setelah pidato resmi, masyarakat Iran berbondong-bondong ke pusat kota untuk merayakan kemenangan. Di Teheran, ribuan orang memadati Lapangan Azadi, mengenakan pakaian tradisional, membawa poster pemimpin negara, serta meneriakkan slogan seperti “Kematian untuk Zionis” dan “Kemenangan Islam”.
Pemandangan serupa terjadi di kota-kota seperti Isfahan, Shiraz, dan Qom, di mana warga menyambut apa yang mereka sebut sebagai momen bersejarah dalam perlawanan terhadap agresi Israel.
Di antara kerumunan, terdengar pula suara nyanyian patriotik dan puisi-puisi revolusioner yang mengingatkan pada semangat Revolusi Islam 1979.
Meskipun Iran menyatakan kemenangan, dunia internasional masih mewaspadai potensi perang skala penuh yang bisa meluas ke negara tetangga seperti Lebanon, Suriah, dan Irak. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Uni Eropa, hingga negara-negara Teluk menyerukan gencatan senjata permanen dan penyelesaian damai melalui jalur diplomasi.
Amerika Serikat dan sekutunya mengkritik tindakan Iran, menyebutnya sebagai “provokatif” dan memperingatkan akan sanksi tambahan jika konflik kembali memanas. Namun Iran menegaskan bahwa tindakan mereka adalah murni pertahanan diri.
Sejumlah analis pertahanan menilai bahwa meski Iran menyatakan kemenangan, kerugian strategis dan ekonomi yang ditimbulkan tidak dapat diabaikan. Beberapa fasilitas militer dan infrastruktur sipil dilaporkan mengalami kerusakan parah, dan konflik tersebut berpotensi memperdalam isolasi ekonomi Iran dari pasar global.
Namun dari sisi narasi politik domestik, kemenangan ini dianggap penting bagi pemerintah Iran dalam:
- Mengkonsolidasikan dukungan internal
- Memperkuat posisi diplomatik di kawasan
- Menjaga kepercayaan rakyat terhadap kepemimpinan ulama dan militer
“Ini adalah kemenangan naratif yang dimanfaatkan secara maksimal oleh pemerintah untuk memperkuat legitimasi,” ujar Dr. Hamidreza Toufanian, pengamat politik Timur Tengah.
Dampak Terhadap Ekonomi dan Pasar Global
Di balik euforia, perang Iran–Israel berdampak signifikan terhadap pasar global, khususnya di sektor energi. Harga minyak mentah sempat melonjak tajam ke atas USD 100 per barel, menyebabkan tekanan terhadap nilai tukar di negara-negara berkembang, termasuk Indonesia.
Pasar saham di Asia dan Eropa sempat melemah karena kekhawatiran akan rantai pasok energi terganggu, terutama jika konflik meluas ke Selat Hormuz—jalur pengiriman minyak tersibuk di dunia.
Kemenangan yang dirayakan oleh Iran merupakan momen simbolik yang memperkuat posisi internal negara tersebut, baik secara militer maupun politik. Namun di mata dunia internasional, situasi ini masih jauh dari kata aman.
Perlu ada langkah nyata dari komunitas global untuk mendorong dialog damai yang inklusif, serta memastikan bahwa konflik tidak kembali meletus dan mengancam stabilitas kawasan dan ekonomi dunia.