Ini Dia Profil Xi Jinping Presiden China, tahuberita.com – Xi Jinping bukan hanya pemimpin tertinggi di Republik Rakyat Tiongkok, tetapi juga simbol kebangkitan China sebagai kekuatan dunia. Dengan gaya kepemimpinan yang kuat dan terkonsolidasi, Xi menjadi sosok dominan dalam panggung politik global sejak pertama kali menjabat sebagai Presiden China pada 14 Maret 2013.
Kini, lebih dari satu dekade memimpin negara dengan populasi terbesar di dunia, Xi telah mengarahkan China ke era baru yang disebut sebagai “Kebangkitan Nasional Besar”. Siapa sebenarnya Xi Jinping, dan bagaimana perjalanannya dari anak seorang pejabat partai menjadi pemimpin yang mengubah wajah China?
Latar Belakang dan Kehidupan Awal
Xi Jinping lahir pada 15 Juni 1953 di Beijing. Ia adalah anak dari Xi Zhongxun, salah satu tokoh revolusioner terkemuka di Partai Komunis China (PKC) yang pernah menjabat sebagai Wakil Perdana Menteri. Namun, kehidupan Xi muda tidak selalu mulus. Pada masa Revolusi Kebudayaan, ayahnya disingkirkan secara politik, dan Xi muda dikirim ke desa Liangjiahe di provinsi Shaanxi sebagai bagian dari program “pengiriman intelektual muda ke pedesaan”.
Pengalaman hidup di desa selama tujuh tahun dianggap membentuk karakter dan pandangan Xi terhadap rakyat dan negara. Di sinilah ia belajar kerja keras, disiplin, dan pentingnya kesetiaan terhadap Partai.
Setelah kembali ke Beijing, Xi menempuh pendidikan di Universitas Tsinghua, salah satu kampus paling prestisius di China, dan mengambil jurusan teknik kimia. Belakangan, ia juga menyelesaikan studi doktoral dalam bidang hukum dan teori Marxis.
Karier Politik yang Konsisten
Xi Jinping memulai karier politiknya di tingkat lokal. Ia pernah menjabat sebagai wakil sekretaris Partai di provinsi Hebei, lalu naik menjadi gubernur di Fujian, dan kemudian menjadi sekretaris Partai di Zhejiang. Reputasinya sebagai pejabat bersih dan efisien membantunya naik ke tingkat pusat.
Pada 2007, Xi masuk ke lingkaran elite sebagai anggota Komite Tetap Politbiro, badan tertinggi pengambilan keputusan di PKC. Saat itu, banyak yang mulai melihat Xi sebagai kandidat kuat untuk menggantikan Hu Jintao sebagai Presiden dan Sekretaris Jenderal PKC.
Benar saja, pada Kongres Nasional PKC ke-18 tahun 2012, Xi resmi menjadi Sekjen Partai dan setahun kemudian dilantik sebagai Presiden China.
Gaya Kepemimpinan dan Reformasi Politik
Sejak menjabat, Xi Jinping dikenal dengan pendekatan kepemimpinan yang sentralistik dan otoriter. Ia meluncurkan kampanye antikorupsi berskala besar yang disebut-sebut sebagai yang terbesar dalam sejarah PKC. Ribuan pejabat tinggi, termasuk jenderal militer dan eksekutif BUMN, ditangkap dan dihukum.
Selain itu, Xi juga menghapus batas masa jabatan presiden melalui amandemen konstitusi pada 2018. Hal ini membuka jalan bagi dirinya untuk memimpin tanpa batas waktu yang ditentukan, menjadikannya presiden pertama sejak Mao Zedong yang memiliki pengaruh absolut dalam partai dan negara.
Di bawah kepemimpinannya, PKC memperkuat kontrol atas media, internet, akademisi, hingga kehidupan sipil. Xi memperkenalkan konsep “Pemerintahan Sosialis dengan Karakteristik China untuk Era Baru,” yang menjadi fondasi ideologi baru dalam konstitusi negara.
Strategi Ekonomi dan Pembangunan
Xi Jinping juga dikenal lewat program ambisius Belt and Road Initiative (BRI), sebuah mega proyek infrastruktur lintas benua yang bertujuan memperluas pengaruh ekonomi China ke Asia, Eropa, dan Afrika. Program ini memperkuat posisi China sebagai kekuatan ekonomi dunia yang tak bisa diabaikan.
Namun di sisi lain, ia juga menghadapi tantangan besar dalam negeri. Transisi ekonomi dari berbasis ekspor ke konsumsi domestik, krisis sektor properti, pengangguran kaum muda, serta perlambatan pertumbuhan ekonomi menjadi tantangan kebijakan makro yang serius.
Peran Internasional dan Diplomasi Global
Xi Jinping mendorong transformasi kebijakan luar negeri China dari “menyembunyikan kekuatan” ke pendekatan lebih tegas dan proaktif. Dalam banyak forum global, China di bawah Xi menunjukkan keberanian menantang dominasi Barat, terutama Amerika Serikat.
Ketegangan diplomatik dengan AS, isu Laut China Selatan, reunifikasi Taiwan, serta hubungan dengan Rusia, semuanya menunjukkan bagaimana Xi ingin mengukuhkan posisi China sebagai pemimpin global baru.
Dalam forum seperti G20 dan BRICS, Xi secara konsisten menyerukan sistem dunia multipolar yang lebih adil. Ia juga memperkuat aliansi strategis dengan negara-negara berkembang melalui diplomasi investasi dan kerja sama teknologi.
Penutup: Warisan dan Masa Depan Xi Jinping
Dengan kekuasaan yang sangat besar di tangannya, Xi Jinping menjadi figur paling menentukan dalam politik China modern. Banyak pihak menyebutnya sebagai pemimpin paling berpengaruh sejak Mao Zedong. Namun warisannya akan ditentukan oleh kemampuannya menavigasi tantangan besar, baik dari dalam negeri maupun arena global.
Apakah Xi Jinping akan membawa China pada puncak kejayaan baru, atau justru menghadapi gelombang tekanan dari kebijakan-kebijakan kerasnya, masih akan menjadi sorotan dunia di tahun-tahun mendatang.