Profil Donald J. Trump Presiden Amerika Serikat, tahuberita.com – Nama Donald John Trump telah menjadi sorotan dunia selama lebih dari dua dekade, namun sorotan itu memuncak ketika ia terpilih sebagai Presiden Amerika Serikat pada 2016. Berasal dari latar belakang dunia bisnis dan hiburan, Trump menjadi presiden pertama dalam sejarah AS yang menjabat tanpa pengalaman militer maupun pemerintahan sebelumnya.
Karakternya yang blak-blakan, strategi komunikasinya yang tak biasa, serta kebijakan-kebijakannya yang berani menjadikannya figur yang dicintai sekaligus dikritik secara bersamaan. Profil Trump menjadi penting untuk dipahami dalam konteks dinamika politik Amerika dan pengaruh global.
Awal Kehidupan dan Latar Belakang Keluarga
Donald J. Trump lahir pada 14 Juni 1946 di Queens, New York City. Ia merupakan anak keempat dari pasangan Fred C. Trump dan Mary Anne MacLeod Trump. Ayahnya, Fred Trump, adalah pengembang real estat sukses di wilayah New York, yang kemudian menjadi inspirasi awal karier bisnis Donald.
Trump menempuh pendidikan di New York Military Academy sebelum melanjutkan ke Fordham University. Ia kemudian pindah ke Wharton School of the University of Pennsylvania, tempat ia meraih gelar sarjana ekonomi pada 1968.
Sejak usia muda, Donald Trump menunjukkan ketertarikan kuat dalam dunia bisnis, khususnya di bidang properti.
Karier Bisnis: The Trump Organization
Setelah lulus kuliah, Trump bergabung dengan perusahaan real estat milik ayahnya, The Trump Organization. Ia mulai mengembangkan properti-properti berskala besar, termasuk hotel, kasino, dan gedung pencakar langit. Beberapa proyek terkenalnya antara lain Trump Tower di Manhattan dan properti mewah di Atlantic City.
Pada tahun 1980-an dan 1990-an, Trump dikenal sebagai simbol pengusaha flamboyan Amerika. Ia juga sempat menghadapi berbagai krisis keuangan, termasuk kebangkrutan beberapa perusahaannya. Namun, Trump mampu bangkit dan memanfaatkan reputasinya sebagai brand untuk lini produk lain, termasuk reality show The Apprentice, yang mengukuhkan citranya sebagai “boss” di mata publik Amerika.
Terjun ke Politik dan Pilpres 2016
Meski sempat beberapa kali menyatakan ketertarikan pada dunia politik, langkah serius Trump baru terjadi pada 2015 saat ia mengumumkan pencalonan diri sebagai Presiden dari Partai Republik. Dengan slogan kampanye “Make America Great Again”, Trump mengguncang panggung politik dengan gaya komunikasi yang langsung dan retorika yang tidak konvensional.
Kampanye Trump fokus pada isu imigrasi, perdagangan internasional, lapangan kerja, dan kebijakan luar negeri. Ia berhasil mengalahkan sejumlah pesaing kuat di internal Partai Republik dan akhirnya memenangkan Pilpres 2016, mengalahkan kandidat Demokrat Hillary Clinton.
Masa Kepresidenan: 2017–2021
Donald Trump resmi menjabat sebagai Presiden ke-45 Amerika Serikat pada 20 Januari 2017. Masa kepresidenannya ditandai dengan sejumlah kebijakan yang kontroversial dan perubahan besar dalam kebijakan luar negeri.
Beberapa pencapaian dan kebijakan utama selama masa jabatannya antara lain:
- Pemangkasan pajak besar-besaran melalui Tax Cuts and Jobs Act 2017
- Penarikan AS dari Perjanjian Paris tentang perubahan iklim
- Perang dagang dengan China dan renegosiasi perjanjian NAFTA menjadi USMCA
- Penunjukan tiga Hakim Agung, yang mengubah arah Mahkamah Agung menjadi lebih konservatif
- Penanganan pandemi COVID-19 yang menuai kritik dan dukungan sekaligus
Trump juga dua kali dimakzulkan (impeachment) oleh DPR, namun lolos dari pemecatan melalui Senat. Meskipun demikian, ia tetap menjadi tokoh sentral di Partai Republik hingga kini.
Pemilu 2020 dan Dampaknya
Pada Pilpres 2020, Trump kalah dari Joe Biden. Namun ia menolak hasil pemilu dan menyebut telah terjadi kecurangan masif, tanpa bukti yang kuat. Ketegangan ini berpuncak pada insiden penyerbuan Gedung Capitol oleh pendukung Trump pada 6 Januari 2021.
Peristiwa ini menorehkan catatan kelam dalam sejarah demokrasi Amerika dan memicu gelombang kritik internasional terhadap stabilitas politik AS.
Kembali Maju di 2024
Meskipun tidak lagi menjabat, Donald Trump terus aktif dalam politik. Ia mengumumkan pencalonan kembali sebagai Presiden untuk pemilu 2024. Ia tetap menjadi tokoh kuat dengan basis pendukung loyal, serta terus menyuarakan isu-isu seperti nasionalisme ekonomi, pembatasan imigrasi, dan reformasi birokrasi.
Platform kampanyenya kini memuat pesan “Save America,” dengan narasi bahwa hanya dirinya yang bisa mengembalikan kejayaan AS.
Gaya Kepemimpinan dan Warisan Politik
Trump dikenal dengan gaya komunikasi langsung melalui media sosial, terutama Twitter, sebelum akhirnya akunnya ditangguhkan secara permanen. Ia memanfaatkan platform digital untuk membentuk opini publik, mengkritik lawan politik, dan menyampaikan kebijakan tanpa perantara media.
Warisan politik Trump membelah opini publik. Sebagian menilai ia mengembalikan kebanggaan nasional dan fokus pada kepentingan domestik. Sebagian lain melihatnya sebagai ancaman terhadap institusi demokrasi.
Kesimpulan
Donald J. Trump bukan hanya seorang politisi, melainkan fenomena global. Dari dunia real estat ke Gedung Putih, dari layar kaca ke panggung diplomasi dunia, Trump telah menciptakan sejarah yang unik dan kontroversial. Dengan rencana mencalonkan diri kembali di 2024, pengaruh Trump dalam politik Amerika tampaknya masih jauh dari usai.