
Jakarta, 24 Juli 2025 – Tren gaya hidup terus berkembang, dan Gen Z tampil sebagai generasi yang punya preferensi hunian berbeda dibanding generasi sebelumnya. Jika generasi milenial masih bercita-cita punya rumah sendiri, Gen Z justru lebih fleksibel dan pragmatis. Salah satu tren hunian yang kian digandrungi anak muda adalah co-living konsep tinggal bersama dalam satu hunian, tapi tetap mengutamakan kenyamanan, privasi, dan efisiensi.
Buat kamu yang sering merasa kesepian tinggal sendiri, atau merasa kosan terlalu sempit tapi apartemen terlalu mahal, co-living bisa jadi jawaban. Konsep ini menggabungkan ruang pribadi dan fasilitas bersama dalam satu ekosistem yang rapi dan tertata.
Apa itu sebenarnya co-living? Mengapa konsep ini cocok buat Gen Z? Dan bagaimana cara menjalani hidup bareng tanpa ribet? Simak penjelasan lengkapnya berikut ini.
Apa Itu Co-Living?
Co-living adalah konsep tempat tinggal bersama, di mana beberapa orang menyewa kamar pribadi dalam satu bangunan atau unit, namun berbagi fasilitas bersama seperti dapur, ruang tamu, ruang kerja, bahkan gym atau coworking space.
Berbeda dari kos-kosan konvensional, co-living didesain secara modern, rapi, dan biasanya dikelola oleh operator profesional. Para penghuni juga diseleksi berdasarkan minat atau gaya hidup, sehingga bisa menciptakan komunitas yang seru dan sehat.
Kenapa Co-Living Diminati Gen Z?
Ada beberapa alasan kenapa Gen Z mulai melirik co-living sebagai solusi tempat tinggal di kota besar:
1. Lebih Hemat Biaya
Harga properti terus melambung, sementara gaji entry-level belum tentu bisa mengejar. Dengan tinggal di co-living, biaya sewa bisa ditekan karena fasilitas dibagi bersama. Tak perlu beli perabot atau membayar tagihan utilitas sendiri, semua sudah termasuk dalam satu paket.
2. Komunitas yang Asik
Gen Z dikenal sebagai generasi yang suka koneksi sosial. Tinggal di co-living memungkinkan penghuni punya teman ngobrol, diskusi, bahkan kolaborasi kerja. Banyak co-living juga mengadakan acara komunitas seperti movie night, kelas yoga, atau networking session.
3. Fasilitas Lengkap & Modern
Co-living umumnya dilengkapi dengan fasilitas kekinian seperti WiFi super cepat, ruang kerja bersama, laundry, dapur bersama yang lengkap, hingga ruang santai. Semua dirancang agar penghuni bisa hidup praktis dan produktif.
4. Lebih Fleksibel
Co-living memungkinkan penyewa menyewa kamar dalam durasi pendek maupun panjang. Cocok buat kamu yang kerja remote, freelancer, atau sering berpindah kota. Tidak perlu kontrak panjang seperti menyewa apartemen.
5. Privasi Tetap Terjaga
Meski tinggal bareng, setiap penghuni tetap punya kamar pribadi yang aman dan nyaman. Beberapa co-living bahkan menyediakan kamar mandi dalam, jadi urusan privasi tetap nomor satu.
Cocok Untuk Siapa?
Co-living sangat cocok untuk:
- Mahasiswa atau fresh graduate yang ingin tinggal dekat kampus atau kantor
- Freelancer atau remote worker yang butuh tempat tinggal plus ruang kerja
- Digital nomad yang sering berpindah tempat tapi tetap butuh komunitas
- Profesional muda yang belum siap membeli rumah tapi ingin tinggal nyaman
Tantangan dan Solusinya
Tinggal bareng orang lain tentu ada tantangannya. Misalnya perbedaan gaya hidup, kebersihan, atau jam tidur. Namun, sistem manajemen co-living yang baik biasanya menetapkan aturan rumah (house rules) dan bahkan menyediakan community manager yang membantu menjaga keharmonisan penghuni.
Komunikasi yang baik dan saling menghargai adalah kunci. Lagipula, ini adalah bagian dari belajar hidup bersama dalam masyarakat modern.
Contoh Co-Living Populer di Indonesia
Tren co-living sudah mulai berkembang di kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, dan Surabaya. Beberapa operator co-living yang populer antara lain:
- Rukita – menyediakan berbagai pilihan co-living modern dengan lokasi strategis.
- CoHive Living – kombinasi ruang kerja bersama dan hunian.
- RoomMe – menawarkan kamar pribadi dengan pengelolaan digital.
Harga sewanya bervariasi, mulai dari Rp1,5 juta hingga Rp5 juta per bulan tergantung lokasi dan fasilitas.
Co-Living Adalah Gaya Hidup Baru Anak Muda
Co-living bukan sekadar tempat tinggal, tapi gaya hidup baru yang cocok dengan ritme dan nilai-nilai Gen Z—fleksibel, efisien, sosial, dan digital-friendly. Tinggal bareng orang lain tapi tetap nyaman dan tidak ribet, itulah keunggulan utama co-living.
Di tengah tantangan kepemilikan properti dan gaya hidup yang dinamis, co-living menawarkan solusi praktis tanpa harus mengorbankan kenyamanan atau koneksi sosial. Bagi kamu yang ingin hidup mandiri tapi tetap punya rasa kebersamaan, co-living bisa jadi pilihan terbaik.