
Apakah Anda punya rumah, apartemen, atau unit kosong yang jarang digunakan? Jangan dibiarkan begitu saja. Di tengah tren gaya hidup serba instan dan wisata yang makin fleksibel, menyulap properti kosong menjadi unit sewa harian bisa jadi langkah cerdas untuk mendulang cuan.
Model bisnis ini bukan sekadar tren musiman. Dalam beberapa tahun terakhir, permintaan akan akomodasi sewa harian melonjak tajam, terutama di kota besar dan destinasi wisata. Dari wisatawan lokal, pekerja remote, hingga keluarga staycation, semua jadi target pasar yang menjanjikan.
Tren Sewa Harian vs Tahunan: Mana yang Lebih Menguntungkan?
Secara tradisional, menyewakan properti secara tahunan dianggap paling aman dan stabil. Namun, belakangan ini, model sewa harian justru mulai dilirik karena fleksibilitas dan potensi keuntungannya yang lebih besar.
Misalnya, sebuah unit apartemen di Jakarta Selatan disewakan tahunan seharga Rp45 juta. Jika disewakan secara harian dengan tarif Rp400 ribu per malam, dan memiliki okupansi 15 malam per bulan, penghasilan bulanannya bisa mencapai Rp6 juta. Artinya, dalam setahun bisa menghasilkan Rp72 juta jauh lebih tinggi dibanding sewa tahunan.
Tentu, sewa harian membutuhkan pengelolaan yang lebih intensif. Tapi bagi pemilik properti yang serius, hasilnya sepadan.
Modal Awal & Skenario ROI (Return on Investment)
Mengubah properti kosong menjadi unit sewa harian tidak harus mahal. Berikut gambaran kasar modal awal dan estimasi ROI:
Modal Awal:
- Perabot & furnitur: Rp10–30 juta (tergantung ukuran dan kualitas)
- Renovasi ringan (cat, lampu, AC): Rp5–15 juta
- Perlengkapan tambahan (linen, alat masak, dekorasi): Rp3–7 juta
- Biaya foto profesional & listing online: Rp1–2 juta
Total modal awal: ±Rp20–50 juta
Skenario ROI:
Dengan harga sewa harian Rp300.000–Rp600.000 dan okupansi 50–70% per bulan, Anda bisa mengantongi Rp6–12 juta per bulan. Modal awal bisa kembali dalam waktu 6–10 bulan, tergantung lokasi dan strategi promosi.
Platform Terbaik untuk Pasarkan Properti Anda
Dunia digital memberi banyak kemudahan dalam memasarkan properti sewa harian. Anda tidak perlu repot membuat situs sendiri cukup manfaatkan platform marketplace yang sudah terpercaya dan punya basis pengguna besar:
1. Airbnb
Platform global ini jadi andalan banyak host di Indonesia. Fitur lengkap, sistem pembayaran aman, dan jangkauan internasional membuat properti Anda bisa ditemukan oleh wisatawan mancanegara. Cocok untuk rumah unik, apartemen modern, atau villa.
2. Traveloka Stay
Sebagai platform lokal yang sudah dikenal luas, Traveloka menawarkan kemudahan bagi traveler domestik. Cocok untuk unit di kota besar, apartemen harian, atau kamar privat dengan harga kompetitif.
3. Tiket.com, Agoda, Booking.com
Opsi lain yang bisa dikombinasikan. Gunakan channel manager (seperti Siteminder atau STAAH) agar tak terjadi double booking jika listing di banyak platform sekaligus.
Tips Mengelola & Mendesain Properti Sewa Harian
Banyak properti gagal bersaing karena kurang menarik dari segi desain atau pengalaman. Berikut tips agar properti Anda menonjol dan dapat bintang lima dari tamu:
1. Desain Menarik, Instagramable
Pilih tema interior yang simpel tapi berkarakter. Misalnya: industrial, Japandi, atau bohemian. Tambahkan elemen unik seperti mural, tanaman indoor, atau pencahayaan hangat.
2. Fasilitas Lengkap
Minimal ada WiFi, TV, AC, air panas, dan dapur kecil. Tambahkan nilai plus seperti Netflix, dispenser galon, microwave, atau kopi sachet gratis.
3. Responsif & Ramah
Balas pesan calon tamu dengan cepat. Tamu sewa harian lebih suka host yang sigap menjawab pertanyaan dan memberikan panduan check-in yang jelas.
4. Kebersihan adalah Kunci
Investasikan pada jasa cleaning profesional, terutama jika Anda tinggal jauh dari properti. Tamu akan meninggalkan ulasan jujur soal kebersihan, dan itu sangat memengaruhi rating.
Studi Kasus Sukses: Jabodetabek dan Bali
Apartemen di BSD – Tangerang Selatan
Seorang pemilik unit apartemen studio di BSD menyulap propertinya jadi sewa harian di Airbnb dengan tarif Rp350.000 per malam. Berkat lokasi dekat ICE BSD dan AEON Mall, tingkat okupansi mencapai 75% per bulan. Dalam 1 tahun, pemilik berhasil balik modal dan terus meraup keuntungan Rp5–6 juta per bulan.
Villa Mini di Ubud – Bali
Sebuah properti bekas rumah keluarga direnovasi menjadi villa 2 kamar tidur dengan kolam kecil. Dipasarkan di Airbnb dan Booking.com, dengan tarif Rp1,2 juta/malam. Meski hanya terisi 15–20 malam/bulan, pendapatan bisa tembus Rp15 juta, jauh lebih tinggi dibanding sewa tahunan.
Rumah Kecil di Cibubur
Pemilik rumah type 45 bekas orang tua dijadikan sewa harian untuk staycation keluarga. Lokasi dekat Tol Jagorawi dan tempat wisata membuatnya ramai saat akhir pekan. Pendapatan stabil Rp4 juta/bulan meskipun hanya disewa 10 hari tiap bulan.
Saatnya Uang Bekerja untuk Anda
Memiliki properti kosong di zaman sekarang seharusnya bukan beban, tapi potensi. Dengan sedikit modal dan kreativitas, Anda bisa mengubah rumah tak terpakai menjadi sumber penghasilan pasif lewat model sewa harian.
Tantangannya memang ada mulai dari pengelolaan tamu hingga persaingan pasar. Tapi jika dikelola dengan baik, hasilnya bisa lebih tinggi daripada menyewakan tahunan, dan bisa jadi jalan menuju kebebasan finansial.
Ingat, properti bukan hanya soal tempat tinggal. Tapi juga aset yang bisa mendatangkan cuan asal Anda tahu cara memaksimalkannya.