October 25, 2025

Rantis brimob

 

Mobil Rantis Brimob Tabrak Ojol hingga Tewas, tahuberita.com – Seorang pengemudi ojek online (ojol), Affan Kurniawan, tewas setelah dilindas kendaraan taktis (rantis) Brimob pada malam Kamis, 28 Agustus 2025, dalam aksi unjuk rasa di sekitar Gedung DPR/MPR RI, Senayan, Jakarta Pusat. Peristiwa berdampak ini memicu gelombang protes, kecaman publik, dan penegasan penyelidikan menyeluruh dari aparat keamanan.

Kronologi Peristiwa

Demonstrasi yang dimulai siang itu, menghadirkan ribuan massa dari kalangan buruh, mahasiswa, dan masyarakat umum dengan enam tuntutan utama termasuk penghapusan outsourcing, kenaikan upah minimum, dan reformasi ketenagakerjaan

Ketegangan memuncak saat aparat menembakkan gas air mata dan water cannon untuk membubarkan massa. Di kawasan Bendungan Hilir, tepatnya Jalan Penjernihan I, terjadi insiden tragis sekitar pukul 19.40 WIB. Affan Kurniawan, yang sedang mengendarai sepeda motor dalam tengah menjalankan order, terpeleset saat berusaha melewati kerumunan massa dan rantis Brimob kemudian melindasnya hingga tewas

Video insiden menunjukkan kendaraan berhenti sesaat setelah menabrak, namun kemudian melaju kembali, hingga menabrak Affan secara fatal. Tim medis dari RSCM berusaha menyelamatkan, namun nyawanya tak tertolong.

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menyampaikan permintaan maaf dan telah memerintahkan Divisi Propam untuk mengusut insiden ini secara transparan dan tuntas. Kapolda Metro Jaya, Irjen Asep Edi Suheri, juga menyampaikan belasungkawa secara institusional. Ia memastikan tujuh anggota Brimob yang berada di dalam rantis telah diamankan dan menjalani pemeriksaan gabungan oleh Propam Mabes Polri dan Propam Korps Brimob.

Kadiv Propam, Irjen Abdul Karim, menegaskan bahwa kendaraan dan tujuh personel tersebut kini dalam proses pemeriksaan di Mako Brimob Polda Metro Jaya.

 

Reaksi Publik dan Komunitas Ojol

Koalisi Ojol Nasional mengecam tindakan aparat dan menyerukan penyelidikan serius terhadap peristiwa tersebut. Video dan tangkapan layar insiden tersebut menyebar luas di media sosial, memicu tagar #PolisiPembunuhRakyatmenjadi trending di X (Twitter).

Ratusan driver ojol kemudian bergerak ke Mako Brimob Kwitang untuk menuntut keadilan dan akuntabilitas. Aksi solidaritas dan demonstrasi ini berlangsung malam itu juga, menunjukkan tingkat kemarahan dan rasa kesedihan mendalam keluarga serta rekan Affan.

 

Sosok Affan Kurniawan

Affan, berusia 21 tahun, dikenal sebagai sosok pekerja keras dan tulang punggung keluarga. Sepupu almarhum mengungkapkan bahwa Affan sering memulai hari sejak pagi demi mencukupi kebutuhan keluarga. Sebelum menjadi driver ojol, Affan sempat bekerja sebagai satpam. Ia memilih pekerjaan ojol karena lebih fleksibel dan mampu menopang keluarganya di Jakarta.

Keluarga menyampaikan rasa kehilangan yang mendalam, terutama karena Affan masih muda dan memiliki banyak harapan. Reaksi pertama keluarga adalah terkejut dan tidak percaya, lalu pasrah menerima kejadian tragis tersebut.

 

Pihak Gojek menyampaikan belasungkawa serta memastikan santunan dan bantuan medis disalurkan kepada keluarga Affan. Grab Indonesia juga menyampaikan dukungan dan kompensasi serupa.

Affan kemudian dimakamkan pada hari Jumat, 29 Agustus 2025, di TPU Karet Bivak Jakarta. Upacara duka diwarnai kehadiran tokoh-tokoh seperti Anies Baswedan, Kapolda Metro Jaya, dan wirausahawan Jusuf Hamka, sebagai bentuk penghormatan dan dukungan moral.

Kematian Affan memperlebar ruang publik terhadap isu keamanan demonstrasi dan penggunaan kendaraan militer oleh aparat. Publik sangat menyoroti praktik pengamanan yang dinilai berlebihan dan berbahaya, terutama di tengah massa yang rentan.

Presiden Prabowo kemudian menyampaikan permintaan maaf secara resmi kepada publik dan keluarga korban. Ia juga menuntut penyelesaian kasus dengan kepala dingin dan menjunjung prinsip hukum dan kemanusiaan. Reaksi yang muncul meluas sebagian masyarakat kembali mempertanyakan klaim “pemolisian yang melindungi rakyat”, terutama terhadap kelompok rentan seperti ojol.

Insiden tragic yang menewaskan Affan Kurniawan menjadi titik balik dalam diskursus nasional tentang batas pengamanan demo dan hak pengemudi ojol. Kasus ini membuka tekanan moral dan hukum terhadap penggunaan kendaraan taktis dalam mengawal unjuk rasa. Publik meminta agar penegakan hukum dilakukan tanpa perlindungan berlebih terhadap institusi keamanan.

Ke depannya, otoritas Polri dan pemerintah penting untuk menjadikan kasus ini momentum reformasi proses pengamanan demo, memperteguh protokol yang mengutamakan keselamatan warga, serta menjamin transparansi hukum. Hanya dengan itu, masyarakat dapat memulihkan kepercayaan dan menjaga keadilan bagi korban seperti Affan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *